BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Obat ialah suatu bahan atau paduan bahan-bahan
berasal dari tumbuhan, hewan,mineral maupun zat kimia tertentu yang dimaksudkan
untuk digunakan dalam menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangkan,
menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan
badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan dan untuk memperelok atau
memperindah badan atau bagian badan manusia termasuk obat tradisional.
Farmakokinetik adalah istilah yang menggambarkan
bagaimana tubuh mengolah obat, kecepatan obat itu diserap (absorpsi), jumlah
obat yang diserap tubuh (bioavailability), jumlah obat yang beredar dalam
darah(distribusi), di metabolisme oleh tubuh, dan akhirnya dibuang dari tubuh.
Farmakokinetik menentukan kecepatan mulai kerja obat, lama kerja dan intensitas
efek obat. Farmakokinetik sangat tergantung pada usia, seks, genetik, dan
kondisi kesehatan seseorang. Kondisi kesehatan maksudnya adalah, apakah seseorang
itu sedang menderita sakit ginjal, sakit hati (beneran, bukan sakit hati karna
cinta), kegemukan, kondisi dehidrasi, dll.
Farmakodinamik menggambarkan bagaimana obat bekerja
dan mempengaruhi tubuh, melibatkan reseptor, post-reseptor dan interaksi kimia.
Farmakokinetik dan farmakodinamik membantu menjelaskan hubungan antara dosis
dan efek dari obat. Respon farmakologis tergantung pada ikatan obat pada
target. Konsentrasi obat pada reseptor mempengaruhi efek obat.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1
Apa pengertian dari sintesis protein?
1.2.2
Apa yang dimaksud dengan proses
transkripsi?
1.2.3
Apa perbedaan dari proses transkripsi
pada eukariot dan prokariot?
1.2.4
Bagaimana langkah kerja dari proses
transkripsi?
1.2.5
Apa pengertian dari obat?
1.2.6
Apa obat yang bekerja pada proses
transkripsi?
1.2.7
Bagaimana mekanismekerjaRifampisinpada
proses transkripsi?
1.3
Tujuan
1.3.1
Untuk mengetahui proses sintesis protein
1.3.2
Untuk mengetahui proses terjadinya
transkripsi
1.3.3
Untuk mengetahui perbedaan proses
transkripsi pada eukariot dan prokariot
1.3.4
Untuk mengetahui obat yang bekerja pada
proses transkripsi
1.3.5
Untuk mengetahui mekanisme kerja Rifampisin
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Protein
Protein berasal dari bahasa yunani yang artinya paling utama. Dengan kata
lain protein dapat diartikan senyawa molekul tinggi yang tersusun dari polimer
– polimer yang dihubungkan dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung
oksigen, nitrogen, karbon, hidrogen kadang – kadang ada pula yang mengandung
sulfur dan fosfor. Protein inilah yang berfungsi dalam penyusun sel makhluk
hidup dan virus.
Fungsi utama protein sebagai enzim, alat pengangkut dan penyimpan.
Misalnya, hemoglobin mengangkut eritrosit sedangkan mioglobin mengangkut
oksigen dalam otot, penunjang mekanis, media perambat impuls saraf misalnya
pembentuk reseptor, dan pengendalian pertumbuhan.
Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein lain berperan
dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang membentuk
batang dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem kekebalan (imun)
sebagai antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga
dalam transportasi hara. Sebagai salah satu sumber gizi, protein berperan sebagai sumber asam
amino bagi organisme yang tidak mampu membentuk asam amino tersebut
(heterotrof).
Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa, selain polisakarida, lipid, dan polinukleotida, yang merupakan penyusun utama makhluk hidup. Selain itu, protein merupakan salah satu molekul yang paling banyak diteliti dalam biokimia. Protein
ditemukan oleh Jöns Jakob Berzelius pada tahun 1838.
Biosintesis protein alami sama dengan ekspresi genetik. Kode genetik yang dibawa DNA ditranskripsi menjadi RNA, yang berperan sebagai cetakan bagi translasi yang dilakukan ribosom. Sampai tahap ini, protein masih "mentah",
hanya tersusun dari asam amino proteinogenik. Melalui mekanisme pascatranslasi,
terbentuklah protein yang memiliki fungsi penuh secara biologi.
2.1 Sintesis
Protein
2.1.1 Pengertian Sintesis
Protein
Sintesa protein adalah penyusunan amino pada rantai
polipeptida . Sintesis protein / sintesa protein
adalah proses pembentukan protein di dalam sel, yang mana proses ini tidak
terlepas dari peran serta dan cara kerja DNA yang membentuk RNA melalui proses
transkripsi yang kemudian RNA ini akan mengendalikan sintesis protein tersebut
dalam sitoplasma sel.
Sintesis protein merupakan reaksi yang menghubungkan
fungsi DNA dengan penyusunan molekul tubuh, yaitu protein. Protein yang
dibentuk melalui sintesis protein akan mengalami banyak modifikasi, ada yang
menjadi protein struktur, proteksi, dan enzim (biokatalisator).
Kita tahu bahwa semua proses atau reaksi dalam tubuh
kita hampir tidak terjadi tanpa adanya enzim. Hal itu menunjukkan betapa
pentingnya enzim dalam tubuh kita, dan proses dasar atau awal pembuatan enzim
yang berasal dari proses sintesis protein.
Sintesis protein terjadi di ribosom, yang mana bisa
berada melekat pada retikulum endoplasma kasar ataupun berada bebas pada
sitoplasma. Setelah selesai disintesis, protein pertama kali mengalami
modifikasi pada organel badan golgi. Proses pemindahan protein dari RE ke badan
golgi melalui suatu struktur gelembung atau sering dinamakan sebagai vesikula.
Proses sintesis protein dapat dibedakan menjadi
dua tahap. Tahap pertama adalah transkripsi yaitu pencetakan ARNd oleh ADN yang
berlangsung di dalam inti sel. ARNd inilah yang akan membawa kode genetik dari
ADN. Tahap kedua adalah translasi yaitu penerjemahan kode genetik yang dibawa
ARNd oleh ARNt.
2.3
Transkripsi
2.3.1 Pengertian Transkkripsi
Transkripsi secara garis besar merupakan proses pembuatan mRNA dari
DNA dalam inti sel. mRNA tersebut lalu bergerak menuju ribosom setelah itu,
proses translasi, yang meliputi penerjemahan dan perangkaian asam amino,
berlangsung di ribosom.
Transkripsi di awali dengan pemutusan ikatan H pada DNA oleh
protein-protein pengurai DNA. Proses tersebut mengakibatkan terbukanya rantai
DNA pada berbagai tempat. Terbukanya rantai DNA memicu RNA polimerase melekat
ke daerah yang dinamakan sebagai promotor. RNA polimerase selanjutnya melakukan
sintesis molekul Mrna dari arah 3’ DNA, sedangkan pada mRNA dimulai dari ujung
5’ menuju 3’.
Dari keduan rantai DNA hanya salah satu rantai yang akan di
terjemahkan menjadi mRNA. Rantai DNA yang di terjemahkan menjadi protein
dinamakan menjadi rantai sense atau DNA template atau DNA cetakan, sedangkan
rantai pasangannya dinamakan DNA antisense. Dari DNA template inilah mRNA akan
membentuk rantai berpasangan dengan basa-basa yang ada pada DNA sense.
Transkripsi mempunyai
ciri-ciri kimiawi yang serupa dengan sintesis/replikasi DNA, yaitu
1. Adanya sumber basa
nitrogen berupa nukleosida trifosfat. Bedanya dengan sumber basa untuk
sintesis DNA hanyalah pada molekul gula pentosanya yang tidak berupa
deoksiribosa tetapi ribosa dan tidak adanya basa timin tetapi digantikan
oleh urasil. Jadi, keempat nukleosida trifosfat yang diperlukan adalah
adenosin trifosfat (ATP), guanosin trifosfat (GTP), sitidin trifosfat (CTP),
dan uridin trifosfat (UTP).
2. Adanya untai molekul
DNA sebagai cetakan. Dalam hal ini hanya salah satu di antara kedua untai DNA
yang akan berfungsi sebagai cetakan bagi sintesis molekul RNA. Untai DNA ini
mempunyai urutan basa yang komplementer dengan urutan basa RNA hasil
transkripsinya, dan disebut sebagai pita antisens. Sementara itu, untai
DNA pasangannya, yang mempunyai urutan basa sama dengan urutan basa RNA,
disebut sebagai pita sens. Meskipun demikian, sebenarnya transkripsi
pada umumnya tidak terjadi pada urutan basa di sepanjang salah satu untai DNA.
Jadi, bisa saja urutan basa yang ditranskripsi terdapat berselang-seling di antara
kedua untai DNA.
3. Sintesis berlangsung
dengan arah 5’→ 3’ seperti halnya arah sintesis DNA.
4. Gugus 3’- OH pada suatu
nukleotida bereaksi dengan gugus 5’- trifosfat pada nukleotida berikutnya
menghasilkan ikatan fosofodiester dengan membebaskan dua atom pirofosfat
anorganik (PPi). Reaksi ini jelas sama dengan reaksi polimerisasi DNA. Hanya
saja enzim yang bekerja bukannya DNA polimerase, melainkan RNA polimerase.
Perbedaan yang sangat nyata di antara kedua enzim ini terletak pada kemampuan
enzim RNA polimerase untuk melakukan inisiasi sintesis RNA tanpa adanya molekul
primer.
2.3.2
Proses Transkripsi pada Eukariotik
Eukariotik adalah bagian yang memiliki strukturaput inti. Struktur
eukariotik, berasal dari eu yang artinya “sebenarnya” dan karyon berarti
nukleus. Eukariotik mengandung pengertian memiliki nukleus sesungguhnya yang
dibungkus oleh strukturubung nukleus. Maka materi genetiknya tidak tersebar
melainkan dibungkus strukturaput.
Jenis-jenis struktur
eukariotik meliputi : struktur protista, struktur hewan, struktur tumbuhan, dan
struktur fungi. Eukariot memiliki DNA yang lebih kompleks, lebih banyak
mengandung pasangan basa nukleotida, sehingga harus digulung pada protein
histon. Eukariot mempunyai real nukleus karena materi inti dilingkupi oleh
membran inti. Eukariot memiliki intron dan ekson. Eukariot memiliki kromosom
lebih dari satu. Pada eukariot transkripsi terjadi di inti. Eukariot tidak
memiliki operon. Pada eukariot regulasi sintesis proteinnya lebih kompleks.
Pada eukariot transkripsi lebih rumit dikarenakan akses RNA polimerase terhadap
DNA lebih lama akibat DNA dikemas secara kompak dengan protein histon.
2.3.3 Proses Transkripsi pada Prokariotik
Prokariotik adalah bagian yang memiliki strukturaput inti.
Prokatiotik ini yaitu prokariota (prokaryote) berasal dari bahasa yunani yaitu
pro “sebelum” dan karyon yang artinya
“kernel” atau juga disebut nukleus. Struktur prokariotik tidak memiliki nukleus.
Semua sruktur prokariotik memiliki membran struktur plasma, neklueoid berupa
DNA dan RNA, serta sitoplasma yang
mengandung ribosom. Struktur prokariotik tidak memilik imembran inti, sehingga
bahan inti yang berada dalam struktur mengadakan kontak langsung dengan
protoplasma.
Prokariot memiliki DNA yang lebih sederhana, lebih sedikit
mengandung pasangan basa nukleotida, berbentuk sirkuler. Prokariot tidak
mempunyai inti yang sebenarnya, materi inti tersebar dalam sitoplasma karena
tidak mempunyai membran inti. Prokariot tidak memiliki intron, hanya ekson.
Prokariot hanya memiliki kromosom tunggal. Pada Prokariot transkripsi dan
translasi dapat terjadi secara simultan. Prokariot ada operon. Pada Prokariot
regulasi sintesis protein lebih sederhana. Pada Prokariot transkripsi terjadi
lebih sederhana.
2.3.4 Langkah-langkah Transkripsi
Langkah transkripsi berlangsung sebagai berikut:
1. Sebagian rantai ADN
membuka, kemudian disusul oleh pembentukan rantai ARNd. Rantai ADN yang
mencetak ARNd disebut rantai sense/template. Pasangan rantai sense yang
tidak mencetak ARNd disebut rantai antisense.
2. Pada rantai sense ADN
didapati pasangan tiga basa nitrogen (triplet) yang disebut kodogen.
Triplet ini akan mencetak triplet pada rantai ARNd yang disebut kodon.
Kodon inilah yang disebut kode genetika yang berfungsi
mengkodekan jenis asam amino tertentu yang diperlukan dalam sintesis protein.
Selanjutnya boleh dikatakan bahwa ARNd atau kodon itulah yang merupakan kode
genetika. Lihat daftar kodon dan asam amino yang dikodekannya di bawah ini.
3. Setelah terbentuk, ARNd
keluar dari inti sel melalui pori-pori membran inti menuju ke ribosom dalam
sitoplasma.
Secara garis besar transkripsi
berlangsung dalam empat tahap, yaitu pengenalan promoter, inisiasi, elongasi,
dan teminasi. Masing-masing tahap akan dijelaskan secara singkat sebagai
berikut.
Pengenalan promoter
Agar molekul DNA dapat digunakan
sebagai cetakan dalam sintesis RNA, kedua untainya harus dipisahkan satu sama
lain di tempat-tempat terjadinya penambahan basa pada RNA. Selanjutnya, begitu
penambahan basa selesai dilakukan, kedua untai DNA segera menyatu kembali.
Pemisahan kedua untai DNA pertama kali terjadi di suatu tempat tertentu, yang
merupakan tempat pengikatan enzim RNA polimerase di sisi 5’ (upstream)
dari urutan basa penyandi (gen) yang akan ditranskripsi. Tempat ini dinamakan promoter.
Inisiasi
Setelah mengalami pengikatan oleh
promoter, RNA polimerase akan terikat pada suatu tempat di dekat promoter, yang
dinamakan tempat awal polimerisasi atau tapak inisiasi (initiation
site). Tempat ini sering dinyatakan sebagai posisi +1 untuk gen yang
akan ditranskripsi. Nukleosida trifosfat pertama akan diletakkan di tapak
inisiasi dan sintesis RNA pun segera dimulai.
Elongasi
Pengikatan enzim RNA polimerase
beserta kofaktor-kofaktornya pada untai DNA cetakan membentuk kompleks
transkripsi. Selama sintesis RNA berlangsung kompleks transkripsi akan
bergeser di sepanjang molekul DNA cetakan sehingga nukleotida demi nukleotida
akan ditambahkan kepada untai RNA yang sedang diperpanjang pada ujung 3’ nya.
Jadi, elongasi atau polimerisasi RNA berlangsung dari arah 5’ ke 3’, sementara
RNA polimerasenya sendiri bergerak dari arah 3’ ke 5’ di sepanjang untai DNA
cetakan.
Terminasi
Berakhirnya polimerisasi RNA
ditandai oleh disosiasi kompleks transkripsi atau terlepasnya enzim RNA
polimerase beserta kofaktor-kofaktornya dari untai DNA cetakan. Begitu pula
halnya dengan molekul RNA hasil sintesis. Hal ini terjadi ketika RNA polimerase
mencapai urutan basa tertentu yang disebut dengan terminator.
Terminasi transkripsi dapat
terjadi oleh dua macam sebab, yaitu terminasi yang hanya bergantung kepada
urutan basa cetakan (disebut terminasi diri) dan terminasi yang memerlukan
kehadiran suatu protein khusus (protein rho). Di antara keduanya
terminasi diri lebih umum dijumpai. Terminasi diri terjadi pada urutan basa palindrom
yang diikuti oleh beberapa adenin (A). Urutan palindrom adalah urutan yang sama
jika dibaca dari dua arah yang berlawanan. Oleh karena urutan palindom ini
biasanya diselingi oleh beberapa basa tertentu, maka molekul RNA yang
dihasilkan akan mempunyai ujung terminasi berbentuk batang dan kala (loop).
Inisiasi transkripsi tidak harus menunggu selesainya transkripsi
sebelumnya. Hal ini karena begitu RNA polimerase telah melakukan pemanjangan 50
hingga 60 nukleotida, promoter dapat mengikat RNA polimerase yang lain. Pada
gen-gen yang ditranskripsi dengan cepat reinisiasi transkripsi dapat terjadi
berulang-ulang sehingga gen tersebut akan terselubungi oleh sejumlah molekul
RNA dengan tingkat penyelesaian yang berbeda-beda.
2.4 Pengertian Obat
Obat ialah suatu bahan atau paduan bahan-bahan
berasal dari tumbuhan, hewan,mineral maupun zat kimia tertentu yang dimaksudkan
untuk digunakan dalam menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangkan,
menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan
badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan dan untuk memperelok atau
memperindah badan atau bagian badan manusia termasuk obat tradisional.
2.5 Rifampisin
Deskripsi
1.
Nama & Struktur Kimia : Rifampin. C43H58N4O12
2.
Golongan/KelasTerapi : Anti Infeksi
3.
Indikasi: Rifampicin
biasanya digunakan untuk mengobati infeksi Mycobacterium,
termasuk tuberkulosis dan lepra.
4.
Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap obat ini
5.
Sifat Fisiko kimia :
Rifampisin merupakan serbuk kristal merah-coklat dan sangat sedikit larut dalam air
dan sedikit larut dalam alkohol. Obat ini mempunyai pKa 7,9. Larut dalam kloroform,
DMSO, etilasetat, metanol, tetrahidrofuran. Dalam perdagangan,
rifampisin tersedia dalam bentuk serbuk steril untuk injeksi mengandung Natrium formaldehid,
sulfoksilat, natrium hidroksida yang
ditambahkan untuk mengatur pH.Dalam perdagangan sediaan oral rifampin
tersedia sebagai obat tunggal, dalam bentuk kombinasi tetap dengan isoniazid,
serta dalam kombinasi tetap dengan isoniasid dan pirazinamid.
Rifampisin bersifat bakterisid, dapat membunuh kuman semi-dormant yang
tidak dapat dibunuh oleh isoniazid. Mekanisme kerja, Berdasarkan perintangan
spesifik dari suatu enzim bakteri Ribose Nukleotida Acid (RNA)-polimerase
sehingga sintesis RNA terganggu.
Rifampisin merupakan turunan semi sintetik dari Rifamisin
B, suatu antibiotika yang diturunkan dari Streptomyces meditarranei. Rifampicin
mempunyai efek bakterisid terhadap mikobakteri dan organisme Gram positif.
Pada dosis tinggi juga efektif terhadap organisme Gram negatif. Mekanisme
kerja Rifampicin dengan menghambat sintesa RNA dari mikobakterium.
Rifampisin adalah salah satu obat antibiotik TBC yang digunakan untuk
mengobati infeksi bakteri. Rifampicin sering digunkan untuk pengobatan tuberculosis
(TBC). Obat ini juga dapat digunakan untuk mencegah infeksi setelah berkontak
langsung dengan seseorang yang sedang terkena infeksi TBC serius. Obat ini
hanya diberikan dengan menggunakan resep dokter.
Rifampisin akan
membunuh bakteri yang menyebabkan infeksi. Cara kerja obat ini yaitu dengan
menonaktifkan enzim bakteri yang biasa disebut RNA polimerase. Bakteri yang
menggunakan RNA polimerase untuk membuat protein serta untuk menyalin
informasi genetik (DNA) mereka sendiri. Tanpa enzim ini bakteri tersebut
tidak dapat berkembang biak sehingga bakteri tersebut akan mati.
MekanismeKerja
Rifampicin
menghambat DNA-dependent RNA polimerase pada sel-sel bakteri dengan mengikatversi
beta-subunit, sehingga mencegah transkripsi RNA dan selanjutnya untuk terjemahan pada
protein. Sifat lipofilik yang membuat calon yang baik untuk mengobati bentuk
meningitis tuberkulosis, yang
membutuhkan distribusi ke sistem saraf pusat dan penetrasi melalui sawar darah-otak.
ResistensiTerhadapRifampisin
Rifampisin menghambat
proses transkripsi RNA kuman TB dengan berikatan pada sub unit beta (RpoB)
RNA polimerase dan mencegah pembentukan RNA. Mutasi pada gen RpoB menyebabkan kuman
TB resisten terhadap rifampisin.
Resisten terhadap rifampisin dapat dianggap mewakili MDR – TB sejak dijumpai paling
banyak strain kuman TB yang resisten terhadap rifampisin juga resisten terhadap
isoniazid.
Rifampisin (rifampin) terikat pada subunit β-RNA polimerase bakteri dan menghambat fungsi enzim ini dalam transkripsi mRNA. Rifampisin memiliki afinitas terhadap RNA polimerase bakteri yang lebih tinggi dibandingkan terhadap RNApolimerase mamalia, sehingga rifampisin dapat mengeblok transkripsi mRNA dan sintesis protein pada sel manusia. Resistensi terhadap rifampisi muncul akibat mutasi pada gen subunit RNA polimerase. RNA polimerase yang berubah akibat mutasi tersebut berfungsi secara normal, namun tidak dapat dihambat oleh rifampisin. EfekSamping
Gangguan
saluran cerna seperti anoreksia, mual, muntah, diare (dilaporkan terjadi
kolitis karena penggunaan antibiotika); sakit kepala, drowsiness; gejala
berikut terjadi terutama pada terapi intermitten termasuk gelala mirip
influenza ( dengan chills, demam, dizziness, nyeri tulang), gejala pada
respirasi (termasuk sesak nafas), kolaps dan shock, anemia hemolitik, gagal
ginjal akut, dan trombositopenia purpura; gangguan fungsi liver,
jaundice(penyakit kuning); flushing, urtikaria dan rash; efek samping lain
dilaporkan : edema, muscular weakness dan myopathy, dermatitis exfoliative,
toxic epidermal necrolysis, reaksi pemphigoid, leucopenia, eosinophilia,
gangguan menstruasi; urin, saliva dan sekresi tubuh yang lain berwarna
orange-merah; tromboflebitis dilaporkan pada penggunaan secara infus pada
periode yang lama.
|
Farmakologi
·
Durasi : < 24 jam
· Absorbsi : Oral :
diabsorpsi dengan baik; makanan dapat mengakibatkan penundaan absorpsi (delay)
atau sedikit menurunkan kadar puncak
·
Distribusi : sangat lipofilik ,
dapat menembus sawar darah otak(bood-brain barrier) dengan baik
·
Difusi relatif dari darah ke dalam cairan serebrospinal
: adekuat dengan atau tanpa inflamasi
·
CSF : inflamasi meninges : 25%
·
Metabolisme : Hepatik;
melalui resirkulasi enterohepatik
·
Ikatan protein : 80%
·
T½ eliminasi : 3-4 jam;
waktu tersebut akan memanjang pada gagal hepar; gagal ginjal terminal : 1,8-11 jam.
·
Waktu untuk mencapai kadar puncak,
serum: oral : 2-4 jam
·
Ekskresi : Feses (60% - 65%) danurin
(~ 30%) sebagai obat yang tidak berubah
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan mengenai alat –alat
fisika dalam bidang kedokteran dapat disimpulkan bahwa:
1. Sintesa protein
adalah penyusunan amino pada rantai polipeptida . Sintesis
protein / sintesa protein adalah proses pembentukan protein di dalam sel, yang
mana proses ini tidak terlepas dari peran serta dan cara kerja DNA yang
membentuk RNA melalui proses transkripsi yang kemudian RNA ini akan
mengendalikan sintesis protein tersebut dalam sitoplasma sel.
2. Transkripsi merupakan proses sintesis RNA menggunakan salah satu untai molekul DNA sebagai cetakan (tempat)nya.
3. Ciri-ciri proses transkripsi :
2. Transkripsi merupakan proses sintesis RNA menggunakan salah satu untai molekul DNA sebagai cetakan (tempat)nya.
3. Ciri-ciri proses transkripsi :
·
Adanya sumber basa nitrogen
berupa nukleosidatrifosfat.
·
Adanya untai molekul DNA
sebagai cetakan.
·
Sintesis berlangsung dengan arah
5’→ 3’ seperti halnya arah sintesis DNA.
·
Gugus 3’- OH
pada suatu nukleotida bereaksi dengan gugus 5’-
trifosfat pada nukleotida berikutnya menghasilkan ikatan fosofodiester dengan membebaskan dua
atom pirofosfat anorganik (PPi).
4. Transkripsi berlangsung dalam empat tahap, yaitu pengenalan promoter,
inisiasi, elongasi, dan teminasi.
5.
Eukariot memiliki intron dan ekson. Pada eukariot transkripsi
terjadi di inti.. Pada eukariot regulasi sintesis proteinnya lebih kompleks.
6.
Prokariot tidak mempunyai inti yang sebenarnya, materi inti
tersebar dalam sitoplasma karena tidak mempunyai membran inti. Prokariot tidak
memiliki intron, hanya ekson.. Pada Prokariot transkripsi terjadi lebih
sederhana.
7.
Rifampisin adalah
salah satu obat antibiotik TBC yang digunakan untuk mengobati infeksi
bakteri.
8.
Rifampicin menghambat DNA-dependent
RNA polimerase pada sel-sel bakteri dengan mengikatversi beta-subunit,
sehingga mencegah transkripsi RNA dan selanjutnya untuk terjemahan pada protein.
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, W. 2004.
Pemanfaatan Bacillus licheniformis sebagai
Bakteri Penghasil Enzim Protease dengan Medium Tepung Biji Amaranth. PS
MIPA Unsoed. Purwokerto.
Anonim. 2010.Proses
Ekspresi Gen dalam Organisme Bagian 1. Available at http://netsains.com/2010/03/proses-ekspresi-gen-dalam-organisme-bagian-1/ (diaksestanggal 1 Desember 2012)
Dwidjoseputro, S.
1992. Mikrobiologi Pangan. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.
Elrod, Susan
Ph.D. William Stansfiel,Ph.D, 2007. Schaum’s
Outlines of Theory and Problems of Genetics, Fourth Edition, Erlangga,
Jakarta
Marks, Dawn B.
Ph.D., Allan D. Marks, MD, Collen M. Smith Ph.D.. 2000. Biokimia Kedokteran
Dasar, Buku Kedokteran EGC. Jakarta
Phillip,
T. 2009. Enzymes Used in the Dairy Industry.
www.About.com (diaksestanggal 1 Desember 2012)
Pratiwi, Sylvia T.
2008. Mikrobiologi farmasi. Erlangga.
Jakarta.
Sarmoko. 2011. From
Gene to Protein, Molecular Biology 2011. Departmen of Pharmacy Unsoed.
Yogyakarta
http://id.wikipedia.org/wiki/Transkripsi (diakses tanggal 1 Desember 2012)
http://id.wikipedia.org/wiki/Obat (diakses tanggal 1 Desember 2012)
0 komentar :
Posting Komentar