Pages

Kamis, 14 November 2013

Obat yang Bekerja pada Transkripsi (Rifampisin)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Obat ialah suatu bahan atau paduan bahan-bahan berasal dari tumbuhan, hewan,mineral maupun zat kimia tertentu yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan dan untuk memperelok atau memperindah badan atau bagian badan manusia termasuk obat tradisional.

Farmakokinetik adalah istilah yang menggambarkan bagaimana tubuh mengolah obat, kecepatan obat itu diserap (absorpsi), jumlah obat yang diserap tubuh (bioavailability), jumlah obat yang beredar dalam darah(distribusi), di metabolisme oleh tubuh, dan akhirnya dibuang dari tubuh. Farmakokinetik menentukan kecepatan mulai kerja obat, lama kerja dan intensitas efek obat. Farmakokinetik sangat tergantung pada usia, seks, genetik, dan kondisi kesehatan seseorang. Kondisi kesehatan maksudnya adalah, apakah seseorang itu sedang menderita sakit ginjal, sakit hati (beneran, bukan sakit hati karna cinta), kegemukan, kondisi dehidrasi, dll.

Farmakodinamik menggambarkan bagaimana obat bekerja dan mempengaruhi tubuh, melibatkan reseptor, post-reseptor dan interaksi kimia. Farmakokinetik dan farmakodinamik membantu menjelaskan hubungan antara dosis dan efek dari obat. Respon farmakologis tergantung pada ikatan obat pada target. Konsentrasi obat pada reseptor mempengaruhi efek obat.           

1.2  Rumusan Masalah

1.2.1        Apa pengertian dari sintesis protein?
1.2.2        Apa yang dimaksud dengan proses transkripsi?
1.2.3        Apa perbedaan dari proses transkripsi pada eukariot dan prokariot?
1.2.4        Bagaimana langkah kerja dari proses transkripsi?
1.2.5        Apa pengertian dari obat?
1.2.6        Apa obat yang bekerja pada proses transkripsi?
1.2.7        Bagaimana mekanismekerjaRifampisinpada proses transkripsi?

1.3      Tujuan

1.3.1        Untuk mengetahui proses sintesis protein
1.3.2        Untuk mengetahui proses terjadinya transkripsi
1.3.3        Untuk mengetahui perbedaan proses transkripsi pada eukariot dan prokariot
1.3.4        Untuk mengetahui obat yang bekerja pada proses transkripsi
1.3.5        Untuk mengetahui mekanisme kerja Rifampisin

BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Protein

Protein berasal dari bahasa yunani yang artinya paling utama. Dengan kata lain protein dapat diartikan senyawa molekul tinggi yang tersusun dari polimer – polimer yang dihubungkan dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung oksigen, nitrogen, karbon, hidrogen kadang – kadang ada pula yang mengandung sulfur dan fosfor. Protein inilah yang berfungsi dalam penyusun sel makhluk hidup dan virus. 

Fungsi utama protein sebagai enzim, alat pengangkut dan penyimpan. Misalnya, hemoglobin mengangkut eritrosit sedangkan mioglobin mengangkut oksigen dalam otot, penunjang mekanis, media perambat impuls saraf misalnya pembentuk reseptor, dan pengendalian pertumbuhan.
Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein lain berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang membentuk batang dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem kekebalan (imun) sebagai antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi hara. Sebagai salah satu sumber gizi, protein berperan sebagai sumber asam amino bagi organisme yang tidak mampu membentuk asam amino tersebut (heterotrof).
Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa, selain polisakarida, lipid, dan polinukleotida, yang merupakan penyusun utama makhluk hidup. Selain itu, protein merupakan salah satu molekul yang paling banyak diteliti dalam biokimia. Protein ditemukan oleh Jöns Jakob Berzelius pada tahun 1838.
Biosintesis protein alami sama dengan ekspresi genetik. Kode genetik yang dibawa DNA ditranskripsi menjadi RNA, yang berperan sebagai cetakan bagi translasi yang dilakukan ribosom. Sampai tahap ini, protein masih "mentah", hanya tersusun dari asam amino proteinogenik. Melalui mekanisme pascatranslasi, terbentuklah protein yang memiliki fungsi penuh secara biologi.

2.1  Sintesis Protein
2.1.1 Pengertian Sintesis Protein
Sintesa protein adalah penyusunan amino pada rantai polipeptida . Sintesis protein / sintesa protein adalah proses pembentukan protein di dalam sel, yang mana proses ini tidak terlepas dari peran serta dan cara kerja DNA yang membentuk RNA melalui proses transkripsi yang kemudian RNA ini akan mengendalikan sintesis protein tersebut dalam sitoplasma sel.
Sintesis protein merupakan reaksi yang menghubungkan fungsi DNA dengan penyusunan molekul tubuh, yaitu protein. Protein yang dibentuk melalui sintesis protein akan mengalami banyak modifikasi, ada yang menjadi protein struktur, proteksi, dan enzim (biokatalisator).

Kita tahu bahwa semua proses atau reaksi dalam tubuh kita hampir tidak terjadi tanpa adanya enzim. Hal itu menunjukkan betapa pentingnya enzim dalam tubuh kita, dan proses dasar atau awal pembuatan enzim yang berasal dari proses sintesis protein.
Sintesis protein terjadi di ribosom, yang mana bisa berada melekat pada retikulum endoplasma kasar ataupun berada bebas pada sitoplasma. Setelah selesai disintesis, protein pertama kali mengalami modifikasi pada organel badan golgi. Proses pemindahan protein dari RE ke badan golgi melalui suatu struktur gelembung atau sering dinamakan sebagai vesikula.
Proses sintesis protein dapat dibedakan menjadi dua tahap. Tahap pertama adalah transkripsi yaitu pencetakan ARNd oleh ADN yang berlangsung di dalam inti sel. ARNd inilah yang akan membawa kode genetik dari ADN. Tahap kedua adalah translasi yaitu penerjemahan kode genetik yang dibawa ARNd oleh ARNt.

2.2.2 Gambar sintesis protein
2.3 Transkripsi
2.3.1 Pengertian Transkkripsi
Transkripsi secara garis besar merupakan proses pembuatan mRNA dari DNA dalam inti sel. mRNA tersebut lalu bergerak menuju ribosom setelah itu, proses translasi, yang meliputi penerjemahan dan perangkaian asam amino, berlangsung di ribosom.

Transkripsi di awali dengan pemutusan ikatan H pada DNA oleh protein-protein pengurai DNA. Proses tersebut mengakibatkan terbukanya rantai DNA pada berbagai tempat. Terbukanya rantai DNA memicu RNA polimerase melekat ke daerah yang dinamakan sebagai promotor. RNA polimerase selanjutnya melakukan sintesis molekul Mrna dari arah 3’ DNA, sedangkan pada mRNA dimulai dari ujung 5’ menuju 3’.

Dari keduan rantai DNA hanya salah satu rantai yang akan di terjemahkan menjadi mRNA. Rantai DNA yang di terjemahkan menjadi protein dinamakan menjadi rantai sense atau DNA template atau DNA cetakan, sedangkan rantai pasangannya dinamakan DNA antisense. Dari DNA template inilah mRNA akan membentuk rantai berpasangan dengan basa-basa yang ada pada DNA sense.

Transkripsi mempunyai ciri-ciri kimiawi yang serupa dengan sintesis/replikasi DNA, yaitu
1.      Adanya sumber basa nitrogen berupa nukleosida trifosfat. Bedanya dengan sumber basa untuk sintesis DNA hanyalah pada molekul gula pentosanya yang tidak berupa deoksiribosa tetapi ribosa dan tidak adanya basa timin tetapi digantikan oleh urasil. Jadi, keempat nukleosida trifosfat yang diperlukan adalah adenosin trifosfat (ATP), guanosin trifosfat (GTP), sitidin trifosfat (CTP), dan uridin trifosfat (UTP).

2.      Adanya untai molekul DNA sebagai cetakan. Dalam hal ini hanya salah satu di antara kedua untai DNA yang akan berfungsi sebagai cetakan bagi sintesis molekul RNA. Untai DNA ini mempunyai urutan basa yang komplementer dengan urutan basa RNA hasil transkripsinya, dan disebut sebagai pita antisens. Sementara itu, untai DNA pasangannya, yang mempunyai urutan basa sama dengan urutan basa RNA, disebut sebagai pita sens. Meskipun demikian, sebenarnya transkripsi pada umumnya tidak terjadi pada urutan basa di sepanjang salah satu untai DNA. Jadi, bisa saja urutan basa yang ditranskripsi terdapat berselang-seling di antara kedua untai DNA.

3.      Sintesis berlangsung dengan arah 5’→ 3’ seperti halnya arah sintesis DNA.

4.      Gugus 3’- OH pada suatu nukleotida bereaksi dengan gugus 5’- trifosfat pada nukleotida berikutnya menghasilkan ikatan fosofodiester dengan membebaskan dua atom pirofosfat anorganik (PPi). Reaksi ini jelas sama dengan reaksi polimerisasi DNA. Hanya saja enzim yang bekerja bukannya DNA polimerase, melainkan RNA polimerase. Perbedaan yang sangat nyata di antara kedua enzim ini terletak pada kemampuan enzim RNA polimerase untuk melakukan inisiasi sintesis RNA tanpa adanya molekul primer.  

2.3.2 Proses Transkripsi pada Eukariotik

Eukariotik adalah bagian yang memiliki strukturaput inti. Struktur eukariotik, berasal dari eu yang artinya “sebenarnya” dan karyon berarti nukleus. Eukariotik mengandung pengertian memiliki nukleus sesungguhnya yang dibungkus oleh strukturubung nukleus. Maka materi genetiknya tidak tersebar melainkan dibungkus strukturaput.

 Jenis-jenis struktur eukariotik meliputi : struktur protista, struktur hewan, struktur tumbuhan, dan struktur fungi. Eukariot memiliki DNA yang lebih kompleks, lebih banyak mengandung pasangan basa nukleotida, sehingga harus digulung pada protein histon. Eukariot mempunyai real nukleus karena materi inti dilingkupi oleh membran inti. Eukariot memiliki intron dan ekson. Eukariot memiliki kromosom lebih dari satu. Pada eukariot transkripsi terjadi di inti. Eukariot tidak memiliki operon. Pada eukariot regulasi sintesis proteinnya lebih kompleks. Pada eukariot transkripsi lebih rumit dikarenakan akses RNA polimerase terhadap DNA lebih lama akibat DNA dikemas secara kompak dengan protein histon.

2.3.3  Proses Transkripsi pada Prokariotik

Prokariotik adalah bagian yang memiliki strukturaput inti. Prokatiotik ini yaitu prokariota (prokaryote) berasal dari bahasa yunani yaitu pro “sebelum”  dan karyon yang artinya “kernel” atau juga disebut nukleus. Struktur prokariotik tidak memiliki nukleus. Semua sruktur prokariotik memiliki membran struktur plasma, neklueoid berupa DNA dan RNA,  serta sitoplasma yang mengandung ribosom. Struktur prokariotik tidak memilik imembran inti, sehingga bahan inti yang berada dalam struktur mengadakan kontak langsung dengan protoplasma.
Prokariot memiliki DNA yang lebih sederhana, lebih sedikit mengandung pasangan basa nukleotida, berbentuk sirkuler. Prokariot tidak mempunyai inti yang sebenarnya, materi inti tersebar dalam sitoplasma karena tidak mempunyai membran inti. Prokariot tidak memiliki intron, hanya ekson. Prokariot hanya memiliki kromosom tunggal. Pada Prokariot transkripsi dan translasi dapat terjadi secara simultan. Prokariot ada operon. Pada Prokariot regulasi sintesis protein lebih sederhana. Pada Prokariot transkripsi terjadi lebih sederhana.

2.3.4  Langkah-langkah Transkripsi

Langkah transkripsi berlangsung sebagai berikut:
1.      Sebagian rantai ADN membuka, kemudian disusul oleh pembentukan rantai ARNd. Rantai ADN yang mencetak ARNd disebut rantai sense/template. Pasangan rantai sense yang tidak mencetak ARNd disebut rantai antisense.

2.      Pada rantai sense ADN didapati pasangan tiga basa nitrogen (triplet) yang disebut kodogen. Triplet ini akan mencetak triplet pada rantai ARNd yang disebut kodon. Kodon inilah yang disebut kode genetika yang berfungsi mengkodekan jenis asam amino tertentu yang diperlukan dalam sintesis protein. Selanjutnya boleh dikatakan bahwa ARNd atau kodon itulah yang merupakan kode genetika. Lihat daftar kodon dan asam amino yang dikodekannya di bawah ini.

3.      Setelah terbentuk, ARNd keluar dari inti sel melalui pori-pori membran inti menuju ke ribosom dalam sitoplasma.

Secara garis besar transkripsi berlangsung dalam empat tahap, yaitu pengenalan promoter, inisiasi, elongasi, dan teminasi. Masing-masing tahap akan dijelaskan secara singkat sebagai berikut.

Pengenalan promoter
Agar molekul DNA dapat digunakan sebagai cetakan dalam sintesis RNA, kedua untainya harus dipisahkan satu sama lain di tempat-tempat terjadinya penambahan basa pada RNA. Selanjutnya, begitu penambahan basa selesai dilakukan, kedua untai DNA segera menyatu kembali. Pemisahan kedua untai DNA pertama kali terjadi di suatu tempat tertentu, yang merupakan tempat pengikatan enzim RNA polimerase di sisi 5’ (upstream) dari urutan basa penyandi (gen) yang akan ditranskripsi. Tempat ini dinamakan promoter.
Inisiasi
Setelah mengalami pengikatan oleh promoter, RNA polimerase akan terikat pada suatu tempat di dekat promoter, yang dinamakan tempat awal polimerisasi atau tapak inisiasi (initiation site). Tempat ini sering dinyatakan sebagai posisi +1 untuk gen yang akan ditranskripsi. Nukleosida trifosfat pertama akan diletakkan di tapak inisiasi dan sintesis RNA pun segera dimulai.
Elongasi
Pengikatan enzim RNA polimerase beserta kofaktor-kofaktornya pada untai DNA cetakan membentuk kompleks transkripsi. Selama sintesis RNA berlangsung kompleks transkripsi akan bergeser di sepanjang molekul DNA cetakan sehingga nukleotida demi nukleotida akan ditambahkan kepada untai RNA yang sedang diperpanjang pada ujung 3’ nya. Jadi, elongasi atau polimerisasi RNA berlangsung dari arah 5’ ke 3’, sementara RNA polimerasenya sendiri bergerak dari arah 3’ ke 5’ di sepanjang untai DNA cetakan.
Terminasi
Berakhirnya polimerisasi RNA ditandai oleh disosiasi kompleks transkripsi atau terlepasnya enzim RNA polimerase beserta kofaktor-kofaktornya dari untai DNA cetakan. Begitu pula halnya dengan molekul RNA hasil sintesis. Hal ini terjadi ketika RNA polimerase mencapai urutan basa tertentu yang disebut dengan terminator.
Terminasi transkripsi dapat terjadi oleh dua macam sebab, yaitu terminasi yang hanya bergantung kepada urutan basa cetakan (disebut terminasi diri) dan terminasi yang memerlukan kehadiran suatu protein khusus (protein rho). Di antara keduanya terminasi diri lebih umum dijumpai. Terminasi diri terjadi pada urutan basa palindrom yang diikuti oleh beberapa adenin (A). Urutan palindrom adalah urutan yang sama jika dibaca dari dua arah yang berlawanan. Oleh karena urutan palindom ini biasanya diselingi oleh beberapa basa tertentu, maka molekul RNA yang dihasilkan akan mempunyai ujung terminasi berbentuk batang dan kala (loop).
Inisiasi transkripsi tidak harus menunggu selesainya transkripsi sebelumnya. Hal ini karena begitu RNA polimerase telah melakukan pemanjangan 50 hingga 60 nukleotida, promoter dapat mengikat RNA polimerase yang lain. Pada gen-gen yang ditranskripsi dengan cepat reinisiasi transkripsi dapat terjadi berulang-ulang sehingga gen tersebut akan terselubungi oleh sejumlah molekul RNA dengan tingkat penyelesaian yang berbeda-beda.

2.4 Pengertian Obat
Obat ialah suatu bahan atau paduan bahan-bahan berasal dari tumbuhan, hewan,mineral maupun zat kimia tertentu yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan dan untuk memperelok atau memperindah badan atau bagian badan manusia termasuk obat tradisional.

2.5 Rifampisin
Deskripsi
1.      Nama & Struktur Kimia       : Rifampin. C43H58N4O12 
2.      Golongan/KelasTerapi        : Anti Infeksi
3.      Indikasi: Rifampicin biasanya digunakan untuk mengobati infeksi Mycobacterium, termasuk tuberkulosis dan lepra.
4.      Kontraindikasi  : Hipersensitif terhadap obat ini
5.      Sifat Fisiko kimia    : Rifampisin merupakan serbuk kristal merah-coklat dan sangat sedikit larut dalam air dan sedikit larut dalam alkohol. Obat ini mempunyai pKa 7,9. Larut dalam kloroform, DMSO, etilasetat, metanol, tetrahidrofuran. Dalam perdagangan, rifampisin tersedia dalam bentuk serbuk steril untuk injeksi mengandung Natrium formaldehid, sulfoksilat, natrium hidroksida yang ditambahkan untuk mengatur pH.Dalam perdagangan sediaan oral rifampin tersedia sebagai obat tunggal, dalam bentuk kombinasi tetap dengan isoniazid, serta dalam kombinasi tetap dengan isoniasid dan pirazinamid.

Rifampisin bersifat bakterisid, dapat membunuh kuman semi-dormant yang tidak dapat dibunuh oleh isoniazid. Mekanisme kerja, Berdasarkan perintangan spesifik dari suatu enzim bakteri Ribose Nukleotida Acid (RNA)-polimerase sehingga sintesis RNA terganggu.

Rifampisin merupakan turunan semi sintetik dari Rifamisin B, suatu antibiotika yang diturunkan dari Streptomyces meditarranei. Rifampicin mempunyai efek bakterisid terhadap mikobakteri dan organisme Gram positif. Pada dosis tinggi juga efektif terhadap organisme Gram negatif. Mekanisme kerja Rifampicin dengan menghambat sintesa RNA dari mikobakterium.

Rifampisin adalah salah satu obat antibiotik TBC yang digunakan untuk mengobati infeksi bakteri. Rifampicin sering digunkan untuk pengobatan tuberculosis (TBC). Obat ini juga dapat digunakan untuk mencegah infeksi setelah berkontak langsung dengan seseorang yang sedang terkena infeksi TBC serius. Obat ini hanya diberikan dengan menggunakan resep dokter.

Rifampisin akan membunuh bakteri yang menyebabkan infeksi. Cara kerja obat ini yaitu dengan menonaktifkan enzim bakteri yang biasa disebut RNA polimerase. Bakteri yang menggunakan RNA polimerase untuk membuat protein serta untuk menyalin informasi genetik (DNA) mereka sendiri. Tanpa enzim ini bakteri tersebut tidak dapat berkembang biak sehingga bakteri tersebut akan mati.

MekanismeKerja
Rifampicin menghambat DNA-dependent RNA polimerase pada sel-sel bakteri dengan mengikatversi beta-subunit, sehingga mencegah transkripsi RNA dan selanjutnya untuk terjemahan pada protein. Sifat lipofilik yang membuat calon yang baik untuk mengobati bentuk meningitis tuberkulosis, yang membutuhkan distribusi ke sistem saraf pusat dan penetrasi melalui sawar darah-otak.
ResistensiTerhadapRifampisin
 Rifampisin menghambat proses transkripsi RNA kuman TB dengan berikatan pada sub unit beta (RpoB) RNA polimerase dan mencegah pembentukan RNA. Mutasi pada gen RpoB menyebabkan kuman TB resisten terhadap rifampisin. Resisten terhadap rifampisin dapat dianggap mewakili MDR – TB sejak dijumpai paling banyak strain kuman TB yang resisten terhadap rifampisin juga resisten terhadap isoniazid. 

Rifampisin (rifampin) terikat pada subunit β-RNA polimerase bakteri dan menghambat fungsi enzim ini dalam transkripsi mRNA. Rifampisin memiliki afinitas terhadap RNA polimerase bakteri yang lebih tinggi dibandingkan terhadap RNApolimerase mamalia, sehingga rifampisin dapat mengeblok transkripsi mRNA dan sintesis protein pada sel manusia. Resistensi terhadap rifampisi muncul akibat mutasi pada gen subunit RNA polimerase. RNA polimerase yang berubah akibat mutasi tersebut berfungsi secara normal, namun tidak dapat dihambat oleh rifampisin.

EfekSamping
Gangguan saluran cerna seperti anoreksia, mual, muntah, diare (dilaporkan terjadi kolitis karena penggunaan antibiotika); sakit kepala, drowsiness; gejala berikut terjadi terutama pada terapi intermitten termasuk gelala mirip influenza ( dengan chills, demam, dizziness, nyeri tulang), gejala pada respirasi (termasuk sesak nafas), kolaps dan shock, anemia hemolitik, gagal ginjal akut, dan trombositopenia purpura; gangguan fungsi liver, jaundice(penyakit kuning); flushing, urtikaria dan rash; efek samping lain dilaporkan : edema, muscular weakness dan myopathy, dermatitis exfoliative, toxic epidermal necrolysis, reaksi pemphigoid, leucopenia, eosinophilia, gangguan menstruasi; urin, saliva dan sekresi tubuh yang lain berwarna orange-merah; tromboflebitis dilaporkan pada penggunaan secara infus pada periode yang lama.

Farmakologi
·         Durasi : < 24 jam
·      Absorbsi : Oral : diabsorpsi dengan baik; makanan dapat mengakibatkan penundaan absorpsi (delay) atau sedikit menurunkan kadar puncak
·         Distribusi : sangat lipofilik , dapat menembus sawar darah otak(bood-brain barrier) dengan baik
·         Difusi relatif dari darah ke dalam cairan serebrospinal : adekuat dengan atau tanpa inflamasi
·          CSF : inflamasi meninges : 25%
·         Metabolisme : Hepatik; melalui resirkulasi enterohepatik
·         Ikatan protein : 80%
·          T½ eliminasi : 3-4 jam; waktu tersebut akan memanjang pada gagal hepar; gagal ginjal terminal : 1,8-11 jam.
·         Waktu untuk mencapai kadar puncak, serum: oral : 2-4 jam
·         Ekskresi : Feses (60% - 65%) danurin (~ 30%)  sebagai obat yang tidak berubah

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan mengenai alat –alat fisika dalam bidang kedokteran dapat disimpulkan bahwa:
1.      Sintesa protein adalah penyusunan amino pada rantai polipeptida . Sintesis protein / sintesa protein adalah proses pembentukan protein di dalam sel, yang mana proses ini tidak terlepas dari peran serta dan cara kerja DNA yang membentuk RNA melalui proses transkripsi yang kemudian RNA ini akan mengendalikan sintesis protein tersebut dalam sitoplasma sel.
2.  Transkripsi merupakan proses sintesis RNA menggunakan salah satu untai molekul DNA sebagai cetakan (tempat)nya.
3.      Ciri-ciri proses transkripsi :
·         Adanya sumber basa nitrogen berupa nukleosidatrifosfat.
·         Adanya untai molekul DNA sebagai cetakan.
·         Sintesis berlangsung dengan arah 5’→ 3’ seperti halnya arah sintesis DNA.
·         Gugus 3’- OH pada suatu nukleotida bereaksi dengan gugus 5’- trifosfat pada nukleotida berikutnya menghasilkan ikatan fosofodiester dengan membebaskan dua atom pirofosfat anorganik (PPi).
4.      Transkripsi berlangsung dalam empat tahap, yaitu pengenalan promoter, inisiasi, elongasi, dan teminasi.
5.      Eukariot memiliki intron dan ekson. Pada eukariot transkripsi terjadi di inti.. Pada eukariot regulasi sintesis proteinnya lebih kompleks.
6.      Prokariot tidak mempunyai inti yang sebenarnya, materi inti tersebar dalam sitoplasma karena tidak mempunyai membran inti. Prokariot tidak memiliki intron, hanya ekson.. Pada Prokariot transkripsi terjadi lebih sederhana.
7.      Rifampisin adalah salah satu obat antibiotik TBC yang digunakan untuk mengobati infeksi bakteri.
8.      Rifampicin menghambat DNA-dependent RNA polimerase pada sel-sel bakteri dengan mengikatversi beta-subunit, sehingga mencegah transkripsi RNA dan selanjutnya untuk terjemahan pada protein.

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, W. 2004. Pemanfaatan Bacillus licheniformis sebagai Bakteri Penghasil Enzim Protease dengan Medium Tepung Biji Amaranth. PS MIPA Unsoed. Purwokerto.
Anonim. 2010.Proses Ekspresi Gen dalam Organisme Bagian 1. Available at http://netsains.com/2010/03/proses-ekspresi-gen-dalam-organisme-bagian-1/ (diaksestanggal 1 Desember 2012)
Dwidjoseputro, S. 1992. Mikrobiologi Pangan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Elrod, Susan Ph.D. William Stansfiel,Ph.D, 2007. Schaum’s Outlines of Theory and Problems of Genetics, Fourth Edition, Erlangga, Jakarta
Marks, Dawn B. Ph.D., Allan D. Marks, MD, Collen M. Smith Ph.D.. 2000. Biokimia Kedokteran Dasar, Buku Kedokteran EGC. Jakarta
Phillip, T. 2009. Enzymes Used in the Dairy Industry. www.About.com (diaksestanggal 1 Desember 2012)
Pratiwi, Sylvia T. 2008. Mikrobiologi farmasi. Erlangga. Jakarta.
Sarmoko. 2011. From Gene to Protein, Molecular Biology 2011. Departmen of Pharmacy Unsoed. Yogyakarta
http://id.wikipedia.org/wiki/Transkripsi (diakses tanggal 1 Desember 2012)
http://id.wikipedia.org/wiki/Obat (diakses tanggal 1 Desember 2012)

0 komentar :

Posting Komentar