Pages

Kamis, 14 November 2013

Tetrasiklin sebagai Inhibitor Translasi

BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Obat merupakan suatu bahan yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnose, pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit, pemulihan atau peningkatan kesehatan.
Cara kerja obat bermacam-macam, ada yang bekerja pada proses sintesis protein misalnya pada replikasi, translasi dan transkripsi, baik pada manusia, bakteri, virus atau makhluk hidup yang lain. Obat yang bekerja proses translasi misalnya Antibiotika yakni segolongan senyawa, baik alami maupun sintetik, yang mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam organisme, khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri. Penggunaan antibiotika khususnya berkaitan dengan pengobatan penyakit infeksi, meskipun dalam bioteknologi dan rekayasa genetika juga digunakan sebagai alat seleksi terhadap mutan atau transforman. Antibiotika bekerja seperti pestisida dengan menekan atau memutus satu mata rantai metabolisme, hanya saja targetnya adalah bakteri. Antibiotika berbeda dengan desinfektan karena cara kerjanya. Desifektan membunuh kuman dengan menciptakan lingkungan yang tidak wajar bagi kuman untuk hidup.
Dengan dibuatnya makalah ini, di harapkan mahasiswa lebih memahami tantang pentingnya obat dan mekanisme obat terutama pada obat-obat yang bekerja pada proses translasi

1.2    Rumusan Masalah
1.  Bagaimana mekanisme kerja translasi pada sintesis protein?
2.  Apakah tetrasiklin itu dan apa fungsinya?
3.  Bagaimana cara kerja tetrasiklin dalam sintesis protein (translasi)?

1.3    Tujuan
1.  Mengetahui mekanisme kerja translasi pada sintesis protein
2.  Mengetahui definisi tetrasiklin beserta fungsinya
3.  Mengetahui cara kerja tetrasiklin dalam sintesis protein (translasi)



BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Mekanisme Translasi
 Translasi merupakan pemindahan informasi genetik dari RNA dan membentuk proteinyang sesuai. Pada proses ini terjadi penerjemahan informasi genetik yang berupa serangkaiankodon di sepanjang molekul mRNA oleh tRNA menjadi asam amino.
Molekul mRNA merupakan transkripsi (salinan) urutan DNA yang menyusun suatugen dalam bentuk ORF (open reading frame=kerangka baca terbuka). Molekul rRNA adalahsalah satu molekul penyusun ribosom, yakni organel tempat berlangsungnya sintesis protein,sedangkan tRNA adalah pembawa asam-asam amino yang akan disambungkan menjadi rantai polipeptida. Suatu ORF dicirikan oleh:
1.   Kodon inisiasi translasi, yaitu urutan ATG (pada DNA) atau AUG (pada mRNA)
2.   Serangkaian urutan nukleotida yang menyusun banyak kodon
3.   Kodon terminasi translasi, yaitu TAA (UAA pada mRNA), TAG (UAG padamRNA), atau TGA (UGA pada mRNA).
Perlu diingat bahwa pada RNA tidak ada basa thymine (T) melainkan dalam bentuk uracil (U).



Proses translasi terdiri dari tiga tahap yaitu :
1.   Inisiasi.
Proses ini dimulai dari menempelnya ribosom sub unit kecil ke mRNA.Penempelan terjadi pada tempat tertentu yaitu pada 5’-AGGAGGU-3’, sedang pada eukariot terjadi pada struktur tudung (7mGpppNpN). Selanjutnya ribosom bergeser ke arah 3 sampai bertemu dengan kodon AUG. Kodon ini menjadi kodon awal.Asam amino yang dibawa oleh tRNA awal adalah metionin. Metionin adalah asam amino yang disandi oleh AUG. pada bakteri, metionin diubah menjadi Nformilmetionin. Struktur gabungan antara mRNA, ribosom sub unit kecil dan tRNA- Nformil metionin disebut kompleks inisiasi. Pada eukariot, kompleks inisiasi terbentuk dengan cara yang lebih rumit yang melibatkan banyak protein initiation factor.
2.   Elongation.
Tahap selanjutnya adalah penempelan sub unit besar pada sub unit kecil menghasilkan dua tempat yang terpisah . Tempat pertama adalah tempat P (peptidil) yang ditempati oleh tRNA-Nformil metionin. Tempat kedua adalah tempat A (aminoasil) yang terletak pada kodon ke dua dan kosong. Proses elongasi terjadi saat tRNA dengan antikodon dan asam amino yang tepat masuk ke tempat A. Akibatnya kedua tempat di ribosom terisi, lalu terjadi ikatan peptide antara kedua asam amino.Ikatan tRNA dengan Nformil metionin lalu lepas, sehingga kedua asam amino yang berangkai berada pada tempat A. Ribosom kemudian bergeser sehingga asam amino-asam amino-tRNA berada pada tempat P dan tempat A menjadi kosong. Selanjutnya tRNA dengan antikodon yang tepat dengan kodon ketiga akan masuk ke tempat A,dan proses berlanjut seperti sebelumnya.
3.      Terminasi.
Proses translasi akan berhenti bila tempat A bertemu kodon akhir yaitu UAA,UAG, UGA. Kodon-kodon ini tidak memiliki tRNA yang membawa antikodonyang sesuai. Selanjutnya masuklah release factor (RF) ke tempat A dan melepaskarantai polipeptida yang terbentuk dari tRNA yang terakhir. Kemudian ribosom berubah menjadi sub unit kecil dan besar.



Proses Translasi
PROSES SINTESIS PROTEIN


2.2 Definisi dan Fungsi Tetrasiklin

Tetrasiklin merupakan basa yang sukar larut dalam air, tetapi bentuk garam natrium atau garam HClnya mudah larut. Dalam keadaan kering, bentuk basa dan garam HCl tetrasiklin bersifat relatif stabil. Dalam larutan, kebanyakan tetrasiklin sangat labil sehingga cepat berkurang potensinya.
Tetrasiklin adalah zat anti mikroba yang diperolah dengan cara deklorrinasi klortetrasiklina, reduksi oksitetrasiklina, atau dengan fermentasi.
Tetrasiklin mempunyai mempunyai potensi setara dengan tidak kurang dari 975 μg tetrasiklin hidroklorida, (C22H24N2O8.HCl), per mg di hitung terhadap zat anhidrat.

Tetrasiklin adalah salah satu antibiotik yang dapat menghambat sintesis protein pada perkembangan organisme.
Struktur kimia dari tetrasiklin adalah sebagai berikut:           


Gambar.1.Struktur Tetrasiklin
Salah satu contoh tetrasiklin ialah conmycin.
Conmycin
      Komposisi            : Tetracycline HCL
      Indikasi                : Infeksi karena organisme yang peka terhadap tetrasiklin
Dosis                    : 1 kaps 4 x/ hr. Brucellosis 500 mg 4 x/hr selama 3 minggu. Sifilis 30-40 g dalam dosis terbagi selama 15 hr.
Penggunaan obat : Berikan pada saat perut kosong 1 jam sebelum atau 2 jam sesudah makan dengan segelas air, dalam posisi tegak. Dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada GI.
Kontra Indikasi   : Riwayat hipersensitivitas terhadap tetrasiklin. Hamil, anak <12 tahun.
                              Efek samping       : Anoreksia, mual, muntah, diare, gossitis, disfagia, enterokolitis, lesi inflamasi, ruam makulopapular dan eritematosa, fotosensitif.

2.3 Mekanisme Tetrasiklin
Golongan tetrasiklin menghambat sintesis protein bakteri pada ribosomnya. Paling sedikit terjadi dua proses dalam masuknya anti biotik ke dalam ribosom bakteri gram negative, pertama secara difusi pasif melalui kanal hidrofilik, kedua melalui sistem transport aktif. Setelah masuk anti biotik berikatan secara revarsible dengan ribosom 30S dan mencegah ikatan tRNA – amino asil pada kompleks mRNA – ribosom. Hal tersebut mencegah perpanjangan rantai peptida yang sedang tumbuh dan berakibat terhentinya sintesis protein
Antibiotik ini diketahui dapat menghambat klasifikasi dalam pembentukan tulang. Tetrasiklin diketahui dapat menghambat sintesis protein pada sel prokariot maupun sel eukariot. Mekanisme kerja penghambatannya, yaitu tetrasiklin menghambat masuknya aminoasil-tRNA ke tempat aseptor A pada kompleks mRNA-ribosom, sehingga menghalangi penggabungan asam amino ke rantai peptide.


Gambar.2.Mekanisme Resistensi Tetrasiklin
  1. Tetrasiklin (tet) merupakan molekul hidrofobik, dan masuk ke dalam sel dengan difusi pasif.
  2. Jika tetrasiklin tidak ada, repressor tetR akan mencegah proses transkripsi gen tetA, selain itu tetR juga akan melakukan sintesis proteinnya sendiri pada urutan operator tetO
  3. di dalam sitosol, tetrasiklin membentuk kompleks dengan bivalent ion-ion metal seperti magnesium
  4. itu semacam sebuah ikatan kompleks ke tetR, sehingga mengubah konformasi dan disosiasinya dari bagian operator
  5. kemudian, tidak hanya antiporter tetA, tetapi antipoerter tetR juga tersintesis
  6. tetA mengeluarkan kompleks [tet-Mg2+] +H+ keluar dari sitosol, dan memasukkan proton pada waktu yang bersamaan. Setelah tetrasiklin dikeluarkan, sisa protein tetR mengikat rangkaian tetO lagi dan menonaktifkan tetA dan tetR.
Resistensi terhadap tetrasiklin dapat timbul melalui penembusan obat, perlindungan ribosomal protein, mutasi rRNA 16S, dan inaktivasi obat melalui aksi sebuah monooxygenase
  

BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat di simpulkan :
1.      Translasi merupakan pemindahan informasi genetik dari RNA dan membentuk proteinyang sesuai. Pada proses ini terjadi penerjemahan informasi genetik yang berupa serangkaiankodon di sepanjang molekul mRNA oleh tRNA menjadi asam amino.
2.      Tetrasiklin merupakan basa yang sukar larut dalam air, tetapi bentuk garam natrium atau garam HClnya mudah larut. Dalam keadaan kering, bentuk basa dan garam HCl tetrasiklin bersifat relatif stabil. Dalam larutan, kebanyakan tetrasiklin sangat labil sehingga cepat berkurang potensinya
3.      Mekanisme kerja penghambata tetrasiklin yaitu menghambat masuknya aminoasil-tRNA ke tempat aseptor A pada kompleks mRNA-ribosom, sehingga menghalangi penggabungan asam amino ke rantai peptide.
  

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2007, Farmakologi dan Terapi, Edisi 5, Bagian farmakologi Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia, Gayabaru, Jakarta

 

Anonim, 2010, Tetrasiklin, Available at http://en.wikipedia.org/wiki/Tetracycline

Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi 3, Depkes RI, Jakarta

 

Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi 4, Depkes RI, Jakarta

Anonim, 2008, MIMS Indonesia petunjuk konsultasi, Edisi 8, CMPMedica Asia Pltd, Singapore


Istriyati , Bejo Basuki, 2006, Pengaruh Pemberian Tetrasiklin Pada Induk Mencit (MusmusculusL.) Terhadap Struktur Skeleton Fetus, Berkala Ilmiah Biologi, Volume 5, Nomor 1, Juni 2006, halaman 45-50

0 komentar :

Posting Komentar