BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Obat
merupakan suatu bahan yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem
fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnose, pencegahan
penyakit, penyembuhan penyakit, pemulihan atau peningkatan kesehatan.
Cara
kerja obat bermacam-macam, ada yang bekerja pada proses sintesis protein
misalnya pada replikasi, translasi dan transkripsi, baik pada manusia, bakteri,
virus atau makhluk hidup yang lain. Obat yang bekerja proses translasi misalnya
Antibiotika yakni segolongan senyawa,
baik alami maupun sintetik, yang mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu
proses biokimia
di dalam organisme, khususnya dalam proses infeksi
oleh bakteri.
Penggunaan antibiotika khususnya berkaitan dengan pengobatan penyakit infeksi,
meskipun dalam bioteknologi dan rekayasa genetika
juga digunakan sebagai alat seleksi terhadap mutan
atau transforman.
Antibiotika bekerja seperti pestisida dengan menekan atau memutus satu mata rantai
metabolisme, hanya saja targetnya adalah bakteri. Antibiotika berbeda dengan desinfektan karena cara kerjanya. Desifektan membunuh kuman dengan menciptakan lingkungan yang tidak wajar bagi
kuman untuk hidup.
Dengan dibuatnya makalah ini, di harapkan mahasiswa lebih
memahami tantang pentingnya obat dan mekanisme obat terutama pada obat-obat
yang bekerja pada proses translasi
1.2 Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana mekanisme kerja translasi pada sintesis
protein?
2.
Apakah tetrasiklin itu dan apa fungsinya?
3.
Bagaimana cara kerja tetrasiklin dalam sintesis protein
(translasi)?
1.3 Tujuan
1.
Mengetahui mekanisme kerja translasi pada sintesis
protein
2. Mengetahui
definisi tetrasiklin beserta fungsinya
3.
Mengetahui cara kerja tetrasiklin dalam sintesis protein
(translasi)
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Mekanisme
Translasi
Translasi merupakan pemindahan informasi genetik dari RNA dan membentuk
proteinyang sesuai. Pada proses ini terjadi penerjemahan informasi genetik yang
berupa serangkaiankodon di sepanjang molekul mRNA oleh tRNA menjadi asam amino.
Molekul mRNA
merupakan transkripsi (salinan) urutan DNA yang menyusun suatugen dalam bentuk
ORF (open reading frame=kerangka baca terbuka). Molekul rRNA adalahsalah satu
molekul penyusun ribosom, yakni organel tempat berlangsungnya sintesis
protein,sedangkan tRNA adalah pembawa asam-asam amino yang akan disambungkan
menjadi rantai polipeptida. Suatu ORF dicirikan
oleh:
1. Kodon inisiasi
translasi, yaitu urutan ATG (pada DNA) atau AUG (pada mRNA)
2.
Serangkaian urutan nukleotida yang menyusun banyak kodon
3. Kodon terminasi
translasi, yaitu TAA (UAA pada mRNA), TAG (UAG padamRNA), atau TGA (UGA pada
mRNA).
Perlu diingat bahwa
pada RNA tidak ada basa thymine (T) melainkan dalam bentuk uracil (U).
Proses translasi
terdiri dari tiga tahap yaitu :
1.
Inisiasi.
Proses ini dimulai dari
menempelnya ribosom sub unit kecil ke mRNA.Penempelan terjadi pada
tempat tertentu yaitu pada 5’-AGGAGGU-3’, sedang pada eukariot terjadi pada
struktur tudung (7mGpppNpN). Selanjutnya ribosom bergeser ke arah 3 sampai bertemu dengan kodon AUG. Kodon
ini menjadi kodon awal.Asam amino yang dibawa oleh tRNA awal adalah
metionin. Metionin adalah asam amino yang disandi oleh AUG. pada bakteri,
metionin diubah menjadi Nformilmetionin. Struktur gabungan antara mRNA, ribosom
sub unit kecil dan tRNA- Nformil metionin disebut kompleks inisiasi. Pada
eukariot, kompleks inisiasi terbentuk dengan cara yang lebih rumit yang
melibatkan banyak protein initiation factor.
2.
Elongation.
Tahap selanjutnya adalah penempelan sub unit besar
pada sub unit kecil menghasilkan dua tempat yang terpisah . Tempat pertama adalah tempat P (peptidil) yang ditempati
oleh tRNA-Nformil metionin. Tempat kedua adalah tempat A (aminoasil) yang
terletak pada kodon ke dua dan kosong. Proses elongasi terjadi saat tRNA dengan
antikodon dan asam amino yang tepat masuk ke tempat A. Akibatnya kedua tempat
di ribosom terisi, lalu terjadi ikatan peptide antara kedua asam amino.Ikatan
tRNA dengan Nformil metionin lalu lepas, sehingga kedua asam amino
yang berangkai berada pada tempat A. Ribosom kemudian bergeser sehingga
asam amino-asam amino-tRNA berada pada tempat P dan tempat A menjadi kosong.
Selanjutnya tRNA dengan antikodon yang
tepat dengan kodon ketiga akan masuk ke tempat A,dan proses berlanjut
seperti sebelumnya.
3.
Terminasi.
Proses
translasi akan berhenti bila tempat A bertemu kodon akhir yaitu UAA,UAG, UGA.
Kodon-kodon ini tidak memiliki tRNA yang membawa antikodonyang sesuai.
Selanjutnya masuklah release factor (RF) ke tempat A dan melepaskarantai
polipeptida yang terbentuk dari tRNA yang terakhir. Kemudian ribosom berubah menjadi sub unit kecil dan besar.
Proses Translasi
PROSES
SINTESIS PROTEIN
2.2 Definisi dan Fungsi
Tetrasiklin
Tetrasiklin
merupakan basa yang sukar larut dalam air, tetapi bentuk garam natrium atau
garam HClnya mudah larut. Dalam
keadaan kering, bentuk basa dan garam HCl tetrasiklin bersifat relatif stabil.
Dalam larutan, kebanyakan tetrasiklin sangat labil sehingga cepat berkurang
potensinya.
Tetrasiklin adalah zat anti mikroba yang diperolah dengan
cara deklorrinasi klortetrasiklina, reduksi oksitetrasiklina, atau dengan
fermentasi.
Tetrasiklin mempunyai mempunyai potensi setara dengan
tidak kurang dari 975 μg tetrasiklin hidroklorida, (C22H24N2O8.HCl), per mg di hitung
terhadap zat anhidrat.
Tetrasiklin adalah salah satu antibiotik yang dapat
menghambat sintesis protein pada perkembangan organisme.
Struktur
kimia dari tetrasiklin adalah sebagai berikut:
Gambar.1.Struktur
Tetrasiklin
Salah satu
contoh tetrasiklin ialah conmycin.
Conmycin
Komposisi : Tetracycline
HCL
Indikasi :
Infeksi karena organisme yang peka terhadap tetrasiklin
Dosis :
1 kaps 4 x/ hr. Brucellosis 500 mg 4 x/hr selama 3 minggu. Sifilis 30-40 g
dalam dosis terbagi selama 15 hr.
Penggunaan obat :
Berikan pada saat perut kosong 1 jam sebelum atau 2 jam sesudah makan dengan
segelas air, dalam posisi tegak. Dapat diberikan bersama makanan untuk
mengurangi rasa tidak nyaman pada GI.
Kontra Indikasi :
Riwayat hipersensitivitas terhadap tetrasiklin. Hamil, anak <12 tahun.
Efek
samping : Anoreksia, mual, muntah,
diare, gossitis, disfagia, enterokolitis, lesi inflamasi, ruam makulopapular
dan eritematosa, fotosensitif.
2.3 Mekanisme Tetrasiklin
Golongan
tetrasiklin menghambat sintesis protein bakteri pada ribosomnya. Paling sedikit
terjadi dua proses dalam masuknya anti biotik ke dalam ribosom bakteri gram
negative, pertama secara difusi pasif melalui kanal hidrofilik, kedua melalui sistem
transport aktif. Setelah masuk anti biotik berikatan secara revarsible dengan
ribosom 30S dan mencegah ikatan tRNA – amino asil pada kompleks mRNA – ribosom.
Hal tersebut mencegah perpanjangan rantai peptida yang sedang tumbuh dan
berakibat terhentinya sintesis protein
Antibiotik ini diketahui dapat menghambat klasifikasi
dalam pembentukan tulang. Tetrasiklin
diketahui dapat menghambat sintesis protein pada sel prokariot maupun sel
eukariot. Mekanisme kerja penghambatannya, yaitu tetrasiklin menghambat
masuknya aminoasil-tRNA ke tempat aseptor A pada kompleks mRNA-ribosom,
sehingga menghalangi penggabungan asam amino ke rantai peptide.
Gambar.2.Mekanisme
Resistensi Tetrasiklin
- Tetrasiklin (tet) merupakan molekul hidrofobik, dan
masuk ke dalam sel dengan difusi pasif.
- Jika tetrasiklin tidak ada, repressor tetR akan
mencegah proses transkripsi gen tetA, selain itu tetR juga akan melakukan
sintesis proteinnya sendiri pada urutan operator tetO
- di dalam sitosol, tetrasiklin membentuk kompleks dengan
bivalent ion-ion metal seperti magnesium
- itu semacam sebuah ikatan kompleks ke tetR, sehingga
mengubah konformasi dan disosiasinya dari bagian operator
- kemudian, tidak hanya antiporter tetA, tetapi
antipoerter tetR juga tersintesis
- tetA mengeluarkan kompleks [tet-Mg2+] +H+
keluar dari sitosol, dan memasukkan proton pada waktu yang bersamaan.
Setelah tetrasiklin dikeluarkan, sisa protein tetR mengikat rangkaian tetO
lagi dan menonaktifkan tetA dan tetR.
Resistensi terhadap tetrasiklin dapat timbul melalui
penembusan obat, perlindungan ribosomal protein, mutasi rRNA 16S, dan
inaktivasi obat melalui aksi sebuah monooxygenase
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari
pembahasan di atas dapat di simpulkan :
1. Translasi merupakan pemindahan informasi genetik
dari RNA dan membentuk proteinyang sesuai. Pada proses ini terjadi penerjemahan
informasi genetik yang berupa serangkaiankodon di sepanjang molekul mRNA oleh
tRNA menjadi asam amino.
2. Tetrasiklin
merupakan basa yang sukar larut dalam air, tetapi bentuk garam natrium atau
garam HClnya mudah larut. Dalam
keadaan kering, bentuk basa dan garam HCl tetrasiklin bersifat relatif stabil.
Dalam larutan, kebanyakan tetrasiklin sangat labil sehingga cepat berkurang
potensinya
3. Mekanisme
kerja penghambata tetrasiklin yaitu menghambat masuknya aminoasil-tRNA ke
tempat aseptor A pada kompleks mRNA-ribosom, sehingga menghalangi penggabungan
asam amino ke rantai peptide.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2007, Farmakologi dan Terapi, Edisi 5, Bagian
farmakologi Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia,
Gayabaru, Jakarta
Anonim, 2010, Tetrasiklin, Available at http://en.wikipedia.org/wiki/Tetracycline
Anonim,
1979, Farmakope Indonesia, Edisi 3,
Depkes RI, Jakarta
Anonim, 1995, Farmakope Indonesia,
Edisi 4, Depkes RI, Jakarta
0 komentar :
Posting Komentar